Tanggal 17 Januari 2016.
Penasaran ? mau tahu ceritanya ini nih...
ANI DAN PERI
Oleh: Semilir Asih Istiqamah
Di sebuah
desa ada seorang gadis bernama Ani. Ia tinggal di sebuah rumah yang sederhana berwarna biru langit. Kelebihan
dari rumahnya mempunyai kebun bunga yang sangat indah. Ia tak pernah lupa menyiram bunga saat pagi, siang, dan malam hari.
Pada
suatu hari, waktu Ani menyiram bunga, Ani melihat peri-peri di tangkai bunga.
“Apa
ini mimpi?” seru Ani. Ani pun mengambil air lalu ia cuci muka. Ani berlari ke
tempat yang tadi, ternyata benar, Ani tidak bermimpi, peri itu ada! Ani
menyibakkan daun-daun. Sayang peri itu kabur karena ketakutan. Tetapi ada satu
peri sedang menangis di belangkang daun. Ani membawanya, disimpan di tanganya,
lalu Ani bertanya.
“Kenapa
kamu menangis?” tanya Ani.
“Aku
ditinggal teman-temanku, aku terjatuh kena batu,” kata peri itu.
“Siapa
nama kamu?” tanya Ani.
”Namaku
Fiti,” seru peri itu sambil menggosok matanya. Ia berhenti menangis. “Dan siapa
namamu?” kata Fiti.
“Namaku Ani,” kata Ani dengan suara lembut.
“Apakah
kau mau mengantar aku pulang?” kata Fiti.
“Tentu
saja dengan senang hati,” kata Ani.
Lalu Fiti
membawa selembar daun dan diberikan kepada Ani.
“Makan
ini sedikit saja, itu akan membuatmu menjadi kecil seperti aku,” kata Fiti.
Ani
memakan daun itu. Ani menjadi kecil seperti Fiti. Lalu Fiti menunjukan jalan
pulang. Sampai di kota peri Ani dan Fiti kaget melihat rumah bibi Emil
kebakaran. Dua pemadam kebakaran datang, mereka berhenti di depan rumah bibi
Emil. Fiti dan Ani membantu menyalurkan air ke dalam slang. Api pun padam. Semua
hampir habis terbakar.
”Bibi
tidak apa apa?” kata Fiti.
“Tidak
apa apa,” kata bibi Emil sambil menangis.
“Tapi
kenapa Bibi menangis?” kata Fiti.
“Karena
tadi Cici kena percikan api,“ kata ibu
Fiti.
“Di
mana Cici sekarang, Bu?” kata Fiti.
“Dia
dilarikan ke rumah sakit. Diantar oleh paman,” kata ibu Fiti.
”Fiti,
siapa bibi Emil dan Cici?” tanya Ani.
”Bibi
Emil itu bibiku, Cici itu anaknya, berarti sepupuku,” kata Fiti.
“Ooh,”
kata Ani.
”Ayo,
ikut aku ke rumah sakit,” kata Fiti. Mereka berdua pergi ke rumah sakit. Mereka
bertemu dengan Cici. Mereka menghibur Cici. Tidak lama mereka pulang.
Di
atas sana ada yg bertiak, “ANI…!!!!!!”
Ani
kaget. Ani mengajak Fiti mengantar pulang.
“Tunggu…!”
Fiti berteriak. “Jangan lari, makan daun ini sedikit.”
Ani
pun makan daun itu dan menjadi besar.
”Ani,
dari mana saja kamu? Ayo masuk, kita makan siang,“ kata Ina, kakak Ani.
“Ada aja, mau tahu rahasia orang aja,” jawab Ani sambil tersenyum.
Ina mengangkat bahu, tidak mengerti. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar