Sky Blue Bow Tie Senyum Semilir: Cerpen Ani Dan Peri

Jumat, 12 Februari 2016

Cerpen Ani Dan Peri

Kalau ini, cerpen ku yang berjudul " ANI DAN PERI "

Cerpen ini, di muat di PIKIRAN RAKYAT.
Tanggal 17 Januari 2016.

Penasaran ? mau tahu ceritanya ini nih...


ANI DAN PERI

Oleh: Semilir Asih Istiqamah

Di sebuah desa ada seorang gadis bernama Ani. Ia tinggal di sebuah rumah yang  sederhana berwarna biru langit. Kelebihan dari rumahnya mempunyai kebun bunga yang sangat indah. Ia tak pernah lupa  menyiram bunga saat pagi, siang, dan malam hari.
Pada suatu hari, waktu Ani menyiram bunga, Ani melihat peri-peri di tangkai bunga.
“Apa ini mimpi?” seru Ani. Ani pun mengambil air lalu ia cuci muka. Ani berlari ke tempat yang tadi, ternyata benar, Ani tidak bermimpi, peri itu ada! Ani menyibakkan daun-daun. Sayang peri itu kabur karena ketakutan. Tetapi ada satu peri sedang menangis di belangkang daun. Ani membawanya, disimpan di tanganya, lalu Ani bertanya.
“Kenapa kamu menangis?” tanya Ani.
“Aku ditinggal teman-temanku, aku terjatuh kena batu,” kata peri itu.
“Siapa nama kamu?” tanya Ani.
”Namaku Fiti,” seru peri itu sambil menggosok matanya. Ia berhenti menangis. “Dan siapa namamu?” kata Fiti.
“Namaku  Ani,” kata Ani dengan suara lembut.
“Apakah kau mau mengantar aku pulang?”  kata Fiti.
“Tentu saja dengan senang hati,” kata Ani.
Lalu Fiti membawa selembar daun dan diberikan kepada Ani.
“Makan ini sedikit saja, itu akan membuatmu menjadi kecil seperti aku,” kata Fiti.
Ani memakan daun itu. Ani menjadi kecil seperti Fiti. Lalu Fiti menunjukan jalan pulang. Sampai di kota peri Ani dan Fiti kaget melihat rumah bibi Emil kebakaran. Dua pemadam kebakaran datang, mereka berhenti di depan rumah bibi Emil. Fiti dan Ani membantu menyalurkan air ke dalam slang. Api pun padam. Semua hampir habis terbakar.
”Bibi tidak apa apa?”  kata Fiti.
“Tidak apa apa,” kata bibi Emil sambil menangis.
“Tapi kenapa Bibi menangis?” kata Fiti.
“Karena tadi Cici kena percikan api,“ kata  ibu Fiti.
“Di mana Cici sekarang, Bu?” kata Fiti.
“Dia dilarikan ke rumah sakit. Diantar oleh paman,” kata ibu Fiti.
”Fiti, siapa bibi Emil dan Cici?” tanya Ani.
”Bibi Emil itu bibiku, Cici itu anaknya, berarti sepupuku,” kata Fiti.
“Ooh,” kata Ani.
”Ayo, ikut aku ke rumah sakit,” kata Fiti. Mereka berdua pergi ke rumah sakit. Mereka bertemu dengan Cici. Mereka menghibur Cici. Tidak lama mereka pulang.
Di atas sana ada yg bertiak, “ANI…!!!!!!”
Ani kaget. Ani mengajak Fiti mengantar pulang.
“Tunggu…!” Fiti berteriak. “Jangan lari, makan daun ini sedikit.”
Ani pun makan daun itu dan menjadi  besar.
”Ani, dari mana saja kamu? Ayo masuk, kita makan siang,“ kata Ina, kakak Ani.
“Ada aja, mau tahu rahasia orang aja,” jawab Ani sambil tersenyum.

Ina mengangkat bahu, tidak mengerti. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar